|
Garuda Indonesia Boeing 737-800 PK-GFQ |
Bismillah
Dear Readers! Thanks for stopping by :-)
Hari ini saya akan menulis pengalaman saya terbang bersama Garuda Indonesia Boeing 737-800. Rutenya? Tentu saja rute biasa blog ini: SOC-CGK, dan kelasnya? Tentu saja kelas ekonomi hahahaha...
Yang jadi spesial pada penerbangan kali ini adalah...penerbangan malam! Sudah lama saya tidak melakukan penerbangan malam. Yang membuat penerbangan malam istimewa adalah...pemandangan ratusan bola lampu yang berpendar dari atas langit saat pesawat lepas landas dan mendarat. What a beautiful scenery!
Anyway, perjalanan kita kali ini bermula dari sebuah bandara internasional yang terletak di Boyolali, Bandar Udara Internasional Adisoemarmo Solo. And don't forget the Amsterdam-inspired sign:
|
Adisoemarmo Intl Airport Sign |
Karena saya sudah web check-in, saya langsung naik ke airside. Tapi sebelumnya saya iseng mencetak boarding pass di konter check-in yang lenggang, maklum saya sudah lama tidak naik Garuda Indonesia dan saya belum memiliki boarding pass baru GA dengan lambang Skyteam tercantum padanya. Segera setelah saya mencetak boarding pass, saya naik ke airside.
|
Printout e-ticket dan boarding pass Garuda Indonesia |
By the way, setelah web check-in di situs Garuda, saya mengunduh boarding pass elektronik dan menyimpannya di aplikasi Passbook (sekarang Wallet) pada smartphone saya. Dan pengalaman saya, boarding pass elektronik ini berhasil dipindai saat pemeriksaan airport tax di bandara Adisoemarmo maupun saat boarding. Saya kira boarding pass elektronik ini sangat bagus untuk menghemat kertas sekali pakai yang digunakan untuk boarding pass reguler, sekaligus juga mempersingkat antrian di konter check-in. Namun sayangnya sepertinya boarding pass elektronik ini kurang disosialisasikan oleh Garuda Indonesia sehingga tak banyak yang tahu akan keberadaannya.
|
Tangkapan layar boarding pass elektronik Garuda Indonesia
|
Setelah melewati security check, saya masuk ke ruang tunggu keberangkatan domestik Bandara Adiseomarmo Surakarta yang nampak jauh lebih luas dan lapang setelah partisi-partisi kaca dihilangkan. Saat itu ada dua pesawat yang sedang disiapkan untuk berangkat, Batik Air Boeing 737-800 tujuan Jakarta Halim Perdana Kusuma (HLP) dan Lion Air Boeing 737-900ER tujuan Jakarta Soekarno-Hatta (CGK).
|
Batik Air Boeing 737-800 di Bandara Adisoemarmo Solo |
|
Lion Air Boeing 737-900ER di Bandara Adisoemarmo Solo |
Beberapa saat kemudian, penumpang Lion Air dipersilahkan untuk naik ke pesawat melalui gate 3. Setelah semua penumpang naik pesawat, pesawat Lion Air Boeing 738-900ER tujuan Jakarta CGK pun diizinkan pushback dan akhirnya lepas landas. Setelah Lion Air tujuan Jakarta CGK lepas landas, datanglah Lion Air Boeing 737-900ER lainnya, kali ini dengan livery spesial 90th Boeing 737 delivered to Lion Air di bagian vertical stabilizer alias ekornya. Karena garbarata gate 1 dan 2 masih sibuk melayani pesawat Batik Air, akhirnya Lion Air tujuan Surabaya parkir di garbarata gate 3 dan 4. Pheww, pertanda bakal pindah gate nih, batin saya. Dan akhirnya Batik Air Boeing 737-800 tujuan Jakarta HLP pun lepas landas meninggalkan tanah Boyolali menuju Jakarta HLP ketika langit mulai gelap. Setelah Batik Air lepas landas, datanglah pesawat yang saya tunggu-tunggu: Garuda Indonesia Boeing 737-800 PK-GFQ yang akan membawa saya kembali ke Jakarta setelah liburan singkat di Kota Solo.
Dan benar saja sesuai dugaan saya... Pesawat Garuda Indonesia Boeing 737-800 yang akan saya tumpangi parkir di garbarata gate 1 dan 2 yang sebelumnya digunakan oleh Batik Air karena garbarata gate 3 dan 4 masih sibuk melayani Lion Air tujuan Solo. Pengumuman perpindahan gate segera berkumandang di ruang tunggu keberangkatan domestik Bandara Adisoemarmo Solo. Para penumpang Garuda Indonesia pun segera bergegas pindah ke ruang tunggu gate 1 dan 2 yang dipisahkan dengan partisi kaca dari ruang tunggu besar.
Setelah seluruh penumpang tujuan Solo turun dari pesawat, pesawat dipersiapkan kembali untuk keberangkatan ke Jakarta. Petugas ground officer Garuda sudah siap di meja di depan gate. Beberapa petugas ground officer tampak mondar-mandir sembari membawa walky-talky dan keluar-masuk gate. Setelah pesawat siap, penumpang pun diizinkan untuk masuk ke dalam pesawat (boarding). Urutan boarding dimulai dari penumpang yang menggunakan kursi roda, penumpang lansia, penumpang yang membawa anak-anak dan kemudian penumpang lainnya. Namun saya tidak melihat ada jalur khusus untuk penumpang GarudaMiles Gold dan Platinum serta pemegang frequent flyer dengan tier SkyTeam Elite Plus alias jalur khusus SkyPriority. Saya ikut serta dalam antrian penumpang yang hendak boarding tak lupa mempersiapkan boarding pass elektronik di smartphone saya dan KTP. Setelah diperiksa, sayapun bergegas menuju tumpangan saya malam itu: Garuda Indonesia Boeing 737-800 PK-GFQ.
|
Good night, PK-GFQ! |
|
Stiker lambang SkyTeam menyambut di sebelah pintu L1 |
Seperti biasa, setelah masuk melalui pintu L1, terdapat tray koran yang tersedia di sebelah kanan pintu L1. Pak purser beserta seorang awak kabin wanita berkebaya oranye menyambut setiap penumpang yang masuk dengan ramah. Saya berusaha membalas sambutan mereka dengan jawaban "Selamat malam". Dan saya melewati aisle menuju kelas ekonomi, tentu saja dengan melewati kelas bisnis, Sejujurnya, sudah berlalu lima tahun sejak terakhir kali saya duduk di kursi merah ini. Bagi yang tertarik membacanya bisa mengaksesnya di
sini.
|
Garuda Indonesia J class seats on Boeing 737-800 |
Akhirnya saya tiba di kursi saya, 39K. Window seat!
|
Garuda Indonesia Y Class Seat on Boeing 737-800 |
Setelah semua penumpang naik, awak kabin yang bertugas di kelas ekonomi segera membagikan permen Alpenliebe aneka rasa dengan branding Garuda Indonesia. Menurut awak kabin yang bertugas, penerbangan malam itu 100% penuh, dan saya melihat ada petugas catering membawa nampan berisi beberapa snack box menuju galley belakang, mungkin untuk penumpang yang membeli tiket saat
last minute?
Pak purser melakukan passenger announcement seperti biasa, diikuti oleh pemutaran video prosedur keselamatan. Lampu pesawat diredupkan, dan akhirnya pesawat yang saya tumpangi lepas landas menuju Jakarta!
|
Welcome screen baru di IFE Garuda Indonesia |
Salah satu hal yang saya sukai dari hiburan dalam pesawat (IFE) Garuda Indonesia adalah, welcome screen nya yang menampilkan berbagai keindahan alam Indonesia. Sungguh nikmat Allah yang sangat besar bagi kita, memiliki tanah air yang indah dan kaya raya.
Setelah pesawat berada pada ketinggian jelajah yang dikehendaki, saya segera mengecek isi kantong kursi di hadapan saya. Tersedia Majalah "Colours", panduan IFE "Stars", kartu petunjuk keselamatan dan kantong mabuk udara (airsickness bag). Absen pada penerbangan saya kali itu
inflight shopping guide "Arcade". Atau mungkin panduan belanja Arcade sengaja tidak diletakkan di kursi mengingat penerbangan yang pendek?
|
Seat pocket contents on Garuda Indonesia Boeing 737-800 |
Malam itu ada 4 awak kabin wanita yang bertugas di kabin kelas ekonomi, dua orang awak kabin mengenakan kebaya toska dan dua lainnya mengenakan kebaya oranye. Para awak kabin yang bertugas malam itu gesit dan cekatan melayani di kabin yang penuh penumpang, dan berpacu dengan waktu penerbangan yang pendek.
|
Garuda Indonesia Snack Box for short haul flight |
Pada penerbangan malam itu, masing-masing penumpang kelas ekonomi mendapatkan snack box berisi satu buah roti, satu buah sus coklat, satu botol air minum serta selembar tisu basah. Saat drink service, saya memilih jus jambu dengan es favorit saya.
Tak terasa, pesawat semakin mendekati Jakarta. Para awak kabin mengumpulkan sampah yang masih tersisa. Setelah melakukan pengecekan kabin, lampu pesawat kembali diredupkan dan pesawat siap mendarat! Dan inilah momen-momen favorit saya, ketika ribuan bola lampu di darat berkelap-kelip bak kunang-kunang saat pesawat hendak mendarat. Simply awesome.
|
Lights on Jakarta bay |
|
Approaching CGK Airport |
Dan...alhamdulillah, dengan izin Allah pesawat yang saya tumpangi mendarat dengan selamat di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta yang terletak di Kota Tangerang. Pesawat mendarat di landas pacu terminal 1, sehingga pesawat harus taxi lumayan jauh dari terminal 1 menuju terminal 2 dimana terminal Garuda Indonesia berada. FYI, IFE selama penerbangan saya set sebagai voyager atau peta yang menunjukkan keberadaan pesawat dan informasi penerbangan.
|
We've reached Jakarta! |
Dan akhirnya pesawat yang saya tumpangi parkir di remote area Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta Jakarta.
|
Parkir di remote area |
Setelah penumpang kelas bisnis turun, barulah kami penumpang kelas ekonomi diizinkan turun. Seperti biasa, Pak Purser didampingi awak kabin yang bertugas di kelas bisnis mengucapkan terima kasih dan mempersilahkan kami turun. Dan saya berhasil menangkap gambar si cantik Boeing 737-800 PK-GFQ dari tangga yang terbuka. Inilah enaknya boarding dan disembark menggunakan tangga, bisa bebas memotret badan pesawat, tidak seperti garbarata yang menghalangi pandangan kita dari pesawat.
|
Garuda Indonesia Boeing 737-800 PK-GFQ |
Oke, inilah akhir dari perjumpaan kita pada posting kali ini. Semoga trip report ini dapat memberi Anda gambaran akan layanan Garuda Indonesia pada kelas ekonomi penerbangan pendek. Semoga suatu saat saya bisa menjajal pesawat lainnya milik Garuda Indonesia seperti Boeing 777-300ER dan Airbus A330-300X. Terima kasih sudah mampir ke blog sederhana saya, have a nice day!
Sis, aku scan garuda boarding pass pake wallet kok gagal terus ya. Kalo pake aplikasi Pass di android bisa gampang
BalasHapusCoba pakai browser Gan, seingat saya setelah mobile check in kita bisa meminta boarding pass dikirimkan via SMS. Nah dari SMS itu ada link untuk membuka boarding pass di browser, dan dari browser ada pilihan untuk dibuka di Wallet/Pass. Mungkin kalau Wallet di iOS bermasalah bisa menggunakan browser saja. Hope it works.
HapusOr maybe you should try Garuda Indonesia Mobile Apps, seingat saya bisa menyimpan boarding pass elektronik juga di app tersebut. CMIIW. Thanks for dropping by.
Hapus