Sejarah Dirgantara Indonesia yang Malang

Gerbang Museum Transportasi TMII

Petunjuk Arah Museum Transportasi TMII
Pesawat Garuda Indonesia DC-9 PK-GNT Museum transportasi TMII


Museum Transportasi TMII

Nomor registrasi pesawat Garuda DC-9: PK-GNT

Livery lama Garuda Indonesia dan T-Tail

Mesin jet Pratt & Whitney Aircraft PWA JT8D-9A


Pintu di bagian belakang pesawat Garuda DC-9

Sayap kanan Pesawat Garuda DC-9 PK-GNT

Lambang Garuda Indonesia lama


Pintu masuk yang tertutup

Bagian depan pesawat  Garuda Indonesia PK-GNT



Pintu bagasi

Moncong pesawat Garuda Indonesia DC-9 PK-GNT



Penampilan pesawat Garuda Indonesia DC-9 PK-GNT





Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah...
JAS MERAH-Jangan Lupakan Sejarah

     Ditengah majunya industri penerbangan sipil/komersial Indonesia, nampaknya bangsa Indonesia lupa akan sejarah kerdigantaraan mereka. Terbukti dengan terbatasnya literatur atau museum yang khusus membahas sejarah dirgantara Indonesia. Padahal sejarah penerbangan sipil Indonesia juga bertalian erat dengan perjuangan kemerdekaan.

     Kemarin, saya mengunjungi TMII. Saya mengunjungi Museum Transportasi. Tujuan utama saya (tentunya sebagai pecinta dirgantara) adalah melihat pesawat DC-9 milik Garuda Indonesia beregistrasi PK-GNT. Namun sayang, ternyata pesawat hanya dibuka pada hari libur Sabtu dan Minggu.

     Akhirnya, saya memutuskan melihat detil pesawat ini dari luar. Sungguh malang, dibawah temaram langit mendung Jakarta yang suram, pesawat ini tampak sangat menyedihkan dengan badan pesawat yang kotor. Pesawat DC-9 merupakan salah satu armada narrow-body Garuda Indonesia di era 70-80an.

     Saya berniat memasuki Anjungan Udara di Museum Transportasi, namun tiba-tiba hujan turun dengan derasnya hingga memaksa saya berlari menuju mobil. Padahal museum ini memiliki koleksi yang menarik, mulai dari tiket-tiket jadul, seragam awak kabin dari masa ke masa, hingga replika pesawat-pesawat milik maskapai besar dunia.

     Saya mengangankan ada sebuah museum dirgantara terpadu di Indonesia yang khusus menyimpan benda-benda bernilai sejarah dari penerbangan sipil. Kemanakah perginya RI-001 Seulawah? Kemanakah perginya pesawat jet berbadan lebar Indonesia pertama DC-10 PK-GIA? Kemanakah perginya Airbus A300-B4 FFCC (Forward Facing Crew Cockpit) Garuda Indonesia yang merupakan pesawat berbadan lebar pertama yang hanya diawaki 2 pilot? Jika Anda berangkat melalui terminal 1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Anda dapat melihat di halaman GMF Aero Asia bangkai-bangkai pesawat yang malang. Sebagian masih bisa dikenali sebagai Boeing 747-200 dan DC-10 milik Garuda Indonesia. Saya selalu berkhayal kalau saja pesawat-pesawat tua itu -daripada di scrap dan dijual sebagai besi kiloan- lebih baik diabadikan, diperbaiki eksterior dan interiornya seperti semula -mungkin dengan dicat livery Garuda Indonesian Airways yang berwarna merah dan oranye- serta diletakkan dalam sebuah tempat beratap sehingga terhindar dari kerusakan karena cuaca. Tapi entahlah, siapakah investor yang mau berinvestasi dalam hal ini...
    Semoga harapan saya segera terwujud...

(Terinspirasi setelah membaca Edisi Koleksi Majalah Angkasa: Sejarah Penerbangan Indonesia-Lewat Udara Menyatukan Nusantara)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengunjungi Pesawat Garuda Indonesia DC-9-32 PK-GNT di Museum Transportasi TMII

Kartu Multi Trip Edisi KRL 205

Garuda Indonesia Child Meal on GA 222 CGK-SOC